Kurikulum Prototipe Prioritaskan Pembelajaran Berbasis Proyek
Makassar, Majalahpro.Co.Id — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan tiga opsi kurikulum yang dapat diterapkan satuan pendidikan dalam pembelajaran, yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat dan Kurikulum Prototipe. Kurikulum Darurat merupakan penyederhanaan dari Kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada 2020 saat pandemi Covid-19.
Kurikulum Prototipe merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning).
Sekaitan hal tersebut Ikatan Guru Taman Kanak Kanak (IGTKI) Persatuan Guru Repoblik Indonesia (PGRI) Kecamatan Manggala mengadakan workshop dengan thema implementasi pembelajaran berbasis proyek dalam rangka pemulihan pembelajaran bertempat di Hotel Amaris jalan Bougenville No. 3 Sabtu, (26/2/2022).
Ketua IGTKI – PGRI Kota Makassar Een Enriasari, SPd,. M.Pd, mengatakan, saat ini Kurikulum Prototipe sudah diterapkan di 2.500 satuan pendidikan yang tergabung dalam program Sekolah Penggerak sampai ketingkat Taman Kanak – Kanak pusat Keunggulan pada 2021. Namun mulai 2022, satuan pendidikan yang tidak termasuk sekolah penggerak pun diberikan opsi untuk dapat menerapkan Kurikulum Prototipe.
“Tidak ada seleksi sekolah mana yang akan menggunakan Kurikulum Prototipe, namun yang kami lakukan hanya pendaftaran dan pendataan. Sekolah-sekolah dapat menggunakan Kurikulum Prototipe secara sukarela tanpa seleksi. Baru nanti pada 2024 Kemendikbudristek akan menetapkan kebijakan mengenai kurikulum mana yang akan dijadikan kurikulum nasional untuk pemulihan pembelajaran,” ujar Een Enriasari dalam kegiatan Workshop yang dilaksanakan IGTKI – PGRI Kecamatan Manggala.
DR. Rusmayadi, SPd., M.Pd selaku pemateri dalam workshop ini mengatakan, salah satu karakteristik Kurikulum Prototipe adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung pengembangan karakter sesuai profil pelajar pancasila. Dalam Kurikulum Prototipe ini, sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah.
Pembelajaran berbasis proyek dianggap penting untuk pengembangan karakter siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman (experiential learning). “Mereka mengalami sendiri bagaimana bertoleransi, bekerja sama, saling menjaga dan lain-lain, juga mengintegrasikan kompetensi esensial dari berbagai disiplin ilmu,” kata Rusmayadi.
Hadir dalam pelaksanaan workshop IGTKI – PGRI Kecamatan Manggala Ketua IGTKI – PGRI Kota Makassar EEN Inriaari, SPd., M.Pd, Pengawas Kecamatan Manggala Rosmiati Tahang, SPd, Pemateri DR. Rusmayadi, SPd., M.Pd, Penyelenggara IGTKI – PGRI Kecamatan Manggala Fatimah, SPd. (Redaksi)